Rabu, 21 September 2016

PUISI: Angkasa


Angkasa
Oleh: Arief Rahman Heriansyah



(Saat dirimu menangis dua ekor anak pipit akan tergugu mengiringi rangkaian akar pohon yang tergantung setinggi harapan dia kepada puncak jendela langit. Percayalah, tidak ada yang tidak mati di semesta tatanan semesta kecil ini)

Keretamu, panjang membeku membelas lautan es
Cahaya orbit di langit prahara
Kasturi yang menjelma bunga kaktus abadi
Retak oleh simphoni yang menjelma

Ku tau
Langkah Tuhan tidak akan pernah pudar
Menyisiri semua tapak tangan kita


Tidak ada komentar: