Selasa, 25 Oktober 2016

Observasi lapangan tentang pendidikan inklusi di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta


Pada awalnya memasuki ruang khusus ini saya sempat hening, bertatapan mata dgn mereka, namun saya coba untuk tersenyum dan melambaikan kedua tangan ke atas tanda isyarat sapaan kpd mereka. Lantas mereka mulai tersenyum menyambut kedatangan saya. Dengan kemampuan bahasa isyarat terbata2 yg saya miliki, saya coba untuk mengenal nama mereka satu persatu, dan mereka pun antusias menanyakan banyak hal kpd saya. Saya mulai sumringah, menepis rasa tegang. Walhasil menit demi menit kami lalui dengan komunikasi yg cukup lancar, cukup terlihat perbedaan karakter yg mereka miliki, ada yg hiperaktif dan pendiam atau malu2. Mereka juga berbeda2 kelas ada yg duduk di bangku kelas X, XI maupun XII. Mereka sgt welcome dan memiliki sifat yg hangat.

Memang mendekatkan diri kepada mereka yg menyandang status ABK (Anak2 Berkemampuan/Berkebutuhan Khusus) selalu saya jadikan tantangan, harus dengan perlahan2, pendekatan persuasif bahkan memakai hati dan kelembutan. Secara natural mereka akan menyambut kita. Namun di sana lah prosesnya, begitu nikmat saat kita tersadar bahwa banyak hal yg harus kita syukuri atas pemberian Tuhan.
Menurut data yg saya terima dari Wakepsek SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta ini ada sekitar 16 orang murid2 penyandang ABK, rata2 dari mereka adalah Tuli atau Tunarungu sperti yg saya temui di ruangan khusus ini.

Alhamdulillah observasi lapangan hari ini berjalan lancar & menyenangkan, tugas mata kuliah analisis kebijakan pendidikan inklusi begitu membuka wawasan saya.
Well sampai bertemu di kesempatan lainnya adik2 sekalian, tak lupa saya katakan kepada mereka untuk selalu SEMANGAT menuntut ilmu hingga lulus dan harus lanjut kuliah agar jadi orang sukses! 😊





Tidak ada komentar: