Senin, 26 September 2016

Terimakasih Kampus Hijauku (Part 2)






Perjuanganku pun kembali dimulai, menjadi aktivis tua namun harus berjiwa muda dan mempunyai gagasan muda. Mengerjakan semua program kerja Dema maupun membantu semua sistematika dan kerjasama dengan pihak rektorat maupun semua UKK/UKM yang berada dibawah naungannya, semua aku jalani dengan sepenuh hati dan menerapkan jiwa respect/kasih sayang serta mau lebih terbuka untuk bergaul dengan siapa saja, tanpa sengaja aku sadari bahwa memimpin dengan hati itu akan berjalan lebih lancer walaupun kita tetap akan menemukan kendala ataupun halangan besar dan kecilnya, karena itu lah yang dinamakan dinamika dalam etos kepemimpinan. Di akhir bulan Agustus kami lumayan sukses mengadakan orientasi perkenalan kampus (OPAK/Ospek) kepada seluruh adik2 mahasiswa baru angkatan 2015 yang kami bungkus dalam bingkai “Insan Campus 2015”, walaupun ada juga yang mengatakan pada saat itu betul-betul berjalan dengan sangat sukses berkat kerja keras dan kebersamaan yang dirajut oleh semua panitia baik dari pihak rektorat maupun dari seluruh kemahasiswaan. Kesan indah pun semakin aku dapati sampai detik itu hingga waktu berjalan larut dan semuanya tak terasa akan berakhir.



Tepat satu bulan sebelum masa jabatanku berakhir aku menyelesaikan tugas akhir (Skripsi) yang mana telah berhasil disidangkan dan Alhamdulillah  meraih predikat “A”, usai sudah janji yang selama ini akan aku persembahkan kepada Orangtuaku di kampung halaman sana. Di bulan Maret 2016 resmi sudah jabatanku sebagai Ketua Dema berakhir dan dilanjutkan oleh estafet penerus, generasi selanjutnya. Sebulan kemudian di bulan April 2016 aku merayakan kebahagiaan bersama teman-teman satu angkatan di acara wisuda kampus kami di gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin. Usai sudah perjuanganku menuntut ilmu di kampus hijau tercinta ini selama empat tahun setengah lamanya.










Berhasil maupun sukses ataupun tidaknya aku pernah menjadi pemimpin kecil di kampus ini biarkan orang lain yang menilai, namun dari balik semua itu aku benar-benar ikhlas menjalankan dan merasakan manfaat yang luar biasa dalam progres pribadi sebagai mahasiswa “agen of change” yang lebih matang untuk menghadapi tantangan hidup selanjutnya. Dua tahun terakhir sebagai mahasiswa S1 itu memang kurasakan sebagai batu loncatan yang begitu dahsyat menggodok nyali dan tekadku yang terkadang getir dan mengalami fase kejenuhan, Tuhan memang maha penyusun rencana, dan aku yakin garis hidup yang sudah aku jalani sampai saat ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan itu semua adalah scenario terbaik yang sudah dipilihkan Tuhan untukku terlebih kita semua.
Terimakasih untuk almamater tercintaku, IAIN Antasari Banjarmasin. Semoga semakin kokoh dan menghasilkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi pemimpin bangsa yang cerdas dan  berhati mulia. Dan kalian…orang-orang terbaik yang pernah secara langsung maupun tidak langsung mendukung segala langkahku, semua guru-guruku, HMI, SBA, Fosma, terlebih Dema kabinet Wasaka, kalian semua adalah orang terbaik yang pernah ada. Semoga kesuksesan dan ridho Tuhan selalu menyertai kita.

Yogyakarta,
Di penghujung September.









L












Tidak ada komentar: