Curah kinanti
Jika diriku merasuki kabut hitammu
Mata nalar rajutan durjana fana
Terungkit oleh ucap sang pujangga
Dirangkai akar serajut murka
Semakin miris di tangan para durjana
Sikuet senja itu makin menyilaukan hati
Terisak muaian sial mentari
Air mata kinanti
Membentuk patung cinta perisai mati
Banjarbaru,Sabtu 26 Desember 2009
Dirimu yang Terakhir
Keraguan ini hampa
Saat kau menepis kegusarannya
Sewindu saatku melihat sosokmu
Seuntai rindu terpanjat di senyummu
Namun ragaku bimbang
Saat menemui jiwamu
Untuk yang terakhir kalinya
Banjarbaru,Jum’at 25 Desember 2009
Tirai Malam
Serak gersang embun fajar
Pupus merona ditelan rinai
Langit yang mendengarkan cerita malam
Menghamparkan kabar di penjuru sunyi
Riak bening yang memancarkan aura
Gegap-gempita semesta jiwa
Bintang berirama….
Langit berdendang….
Rona di hati cakrawala menyapa-Nya
Tak akan terbendung kuasa sang gulita
Sinai permai redup membahana
Cipratan api sejukan angin
Selintir makhluk terbangkan mimpi
Impian segala suka maupun duka
Zaman kini telah bergelombang
Menembus benteng di tirai malam
Palangkaraya,Kamis 31 Desember 2009
Banjarbaru,4 Februari 2010
Oleh:Arief Rachman Heriansyah
arief_brian@yahoo.co.id
12 komentar:
hanya itukah yang kau dapat....
Ya. Kirim gin dah ke bpost.
bagusnya puisinya, rugi kada di kirim di b post.........
jangan mau dijilat dengan pujian....
!!!!
posting puisi lagi ya,,,bolehlah???
curahan hati yang terangkai dengan apik dalam puisi, salam kenal.
Wah puisinya kereenn, saya suka sekali dengan rangkaian kata-katanya
Wahh,, puisi yang menawan....
Lovely poem!
wuih kereeeeeeeen...
Pa kbr Rif? oya tolong add link blogku yang di http://www.ombungsoccer.co.cc/
blog arif dah ku add disana.trims
Berattt..dallemmm..
Kata-katanya ketinggian (bg aku)...
Tp bgs...heuheu,,,
Mantap puisinya! Jadi handak jua bisa maulah puisi...
mantabbbbbbbbbbbb
Posting Komentar